Rabu, 30 September 2015


Cara Mengetahui Ke aslian Batu Akik/Batu Mulia

Jika Anda kolektor atau penggemar berat Batu akik dan mencari jenis-jenis tertentu batu akik yang harganya tergolong cukup mahal maka disarankan untuk cara yang paling aman sebaiknya batu akik tersebut memiliki sertifikat yang dikeluarkan oleh Badan Sertifikasi Batu Mulia yang cukup terkenal di Indonesia seperti:
  • GRI Lab (Gem Research International Lab, yang berkantor pusat di Batu Ceper 4 no 6L Jakarta Pusat.
  •  Jakarta Gems Center (JGC), berkantor pusat di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur tepatnya di lantai 2.
  • AGL (Adam Gemological Laboratory),  yang berada di Apartemen istana Harmoni lantai ½ A, Kimplek Harmoni Plaza, Jakarta Pusat.

Contoh Sertifikat Batu Mulia
Contoh Sertifikat Batu Mulia



Namun batu yang ada di pasaran hanya sebagian kecil saja yang memiliki sertifikat, untuk mengatasi hal tersebut berikut kami berikan beberapa tips berikut ini: 

a.  Memeriksa keaslian batu akik secara alami :
  • Jika batu asli terkena air atau minyak dan kemudian diusap maka cairan tersebut tidak akan berbekas.
  • Batu asli jika disulut dengan bara api rokok atau dibakar dengan menggunakan korek api maka batu tersebut tidak akan terjadi perubahan wana seperti kelihatan gosong atau meleleh, jika dibakar dalam waktu agak lama akan mengeluarkan cairan berwarna coklat.
  •  Jika batu asli tersebut kita tempelkan di pipi maka akan terasa dingin.
  • Batu sintetis umumnya bening seperti kaca dan tidak akan terlihat serat-serat di dalamnya.
  • Batu sintetis akan mudah tergores atau lecet jika terjatuh atau bergesekan dengan benda keras lainnya. 
b.  Menguji keaslian batu akik dengan menggunakan alat:
  • Menggunakan Presidium Gem Tester, alat ini sangat akurat untuk menguji keaslian batu, cara kerjanya yaitu gunakan pena tester alat ini, jika jarum bergerak ke arah hijau maka batu tersebut adalah asli, jika jarum bergerak hanya setengahnya atau bahkan tidak bergeraksama sekali maka batu tersebut adalah palsu atau sintetis.
  • Menggunakan Diamond Selector, cara kerjanya hampir mirip dengan alat di atas namun lampu indikatornya jika berwarna merah maka batu tersebut asli, jika indikator berwarna hijau atau kuning atau tidak menyala maka batu tersebut adalah palsu.
  • Kaca Pembesar, alat ini sangat membantu untuk melihat kandungan serat yang ada di batu akik tersebut, juga memeriksa jika ada gelembung udara yang biasa terdapat di batu akik sintetis.
  • Lampu Senter, alat ini biasa digunakan sama seperti kegunaan kaca pembesar di atas.  

Jika kita amati bahwa di pasaran beredar begitu banyak ragam nama batu akik sehingga membuat sebagian konsumen menjadi kebingungan, namun para ahli geologi menetapkan standarisasi internasional nama jenis batu mulia tersebut yang biasanya dipakai dalam sertifikasi batu mulia, dan istilah-istilah nama batu mulia yang biasa terdapat di Indonesia adalah sebagai berikut:

Intan (Diamond), Kecubung (Amethyst), Kecubung Es (Rock Crystal), Kecubung Teh (Smoky Quartz), Kecubung Hijau (Prasiolite Quartz), Badar Lumut (Green Jasper), Badar Tawon (Petrified Sea Coral), Mirah (Ruby), Zamrud Merah (Bixbite), Merah Delima (Ruby Star), Sungai Dareh (Idocrase), Bacan (Chrysocolla), Kalimaya (Opal), Giok (Jade), Akik (Agate), Safir Air (Lolite), Ruby Borneo/Merah Borneo (Rhodochrosite), Biduri Bulan (Moon Stone – White Sheen), Biduri Laut (Moon Stone Feldspar - Blue Sheen), Pirus (Turquoise), Badar Emas (Pyrite), Batu Raja (Chalcedony), Yaman (Chalcedony Agate). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar